Beton merupakan bahan konstruksi komposit yang terdiri dari agregat, semen, dan air. Ada banyak formulasi, yang memberikan sifat bervariasi. Agregat umumnya kerikil kasar atau batuan hancur seperti batu gamping, atau granit, bersama dengan agregat halus seperti pasir. Bentuk paling umum dari beton adalah beton semen Portland, yang terdiri dari agregat mineral (biasanya kerikil dan pasir), semen dan air, berfungsi sebagai pengikat untuk agregat.
Berbagai bahan campuran kimia (Admixtures ) juga ditambahkan untuk mencapai sifat yang bervariasi. Pertama tama air dicampur dengan komposit kering (dry composite), yang memungkinkan untuk dibentuk (biasanya dituangkan/dicor) dan kemudian dipadatkan dan mengeras menjadi sekeras batu melalui proses kimia yang disebut hidrasi. Air bereaksi dengan semen, yang mengikat komponen lainnya bersama-sama, akhirnya membuat bahan yang kuat seperti batu.
Beton memiliki kuat tekan yang relatif tinggi, tapi kuat tarik yang jauh lebih rendah. Untuk alasan ini biasanya diperkuat dengan bahan yang kuat dalam ketegangan/tension yaitu baja. Beton dapat rusak oleh banyak proses, seperti air yang terperangkap (dalam beton tersebut) dan membeku (di daerah bermusim dingin).
Beton secara luas digunakan untuk membuat struktur pekerjaan teknik sipil, arsitektur, pondasi, bata / blok dinding, trotoar, jembatan / jalan layang, jalan raya / jalan, landasan pacu, struktur parkir, bendungan, kolam / waduk, pipa, pondasi untuk gerbang, pagar dan tiang dan bahkan perahu. Struktur beton terkenal termasuk Burj Khalifa (gedung tertinggi di dunia), Bendungan Hoover, Terusan Panama dan Pantheon Romawi.
Dampak lingkungan dari beton adalah campuran kompleks bukan efek seluruhnya negatif, sedangkan beton merupakan penyumbang utama emisi gas rumah kaca, daur ulang beton semakin umum dalam struktur yang telah tua. Struktur terbuat dari beton dapat memiliki umur yang panjang. Sebagaimana beton memiliki massa termal yang tinggi dan permeabilitas yang sangat rendah, material ini dapat dipakai untuk pembangunan perumahan hemat energi.
Sejarah Beton
Kata beton berasal dari kata Latin "concretus" (yang berarti kompak atau kental), passive participle sempurna dari "concrescere", yaitu "con-" (bersama-sama) dan "crescere" (tumbuh). Beton telah digunakan untuk konstruksi struktur sejak jaman kuno.
Hadrian Pantheon
Selama Kekaisaran Romawi, beton Romawi (atau opus caementicium) terbuat dari kapur, pozzolana dan agregat batu apung. Digunakan secara luas dalam banyak struktur Romawi , peristiwa penting dalam sejarah arsitektur disebut Revolusi Arsitektur Romawi, membebaskan konstruksi Romawi dari pembatasan penggunaan hanya batu dan material bata dan memungkinkan untuk desain baru yang revolusioner dari segi kompleksitas struktural dan dimensi. Hadrian Pantheon di Roma adalah contoh dari konstruksi beton Romawi. Colosseum di Roma sebagian besar dibangun dari beton. Setelah Kekaisaran berlalu, penggunaan beton menjadi langka sampai teknologi ini kembali dirintis pada pertengahan abad ke-18.
Beton, sebagaimana diketahui bangsa Romawi, adalah materi baru dan revolusioner. Diletakkan dalam bentuk lengkungan, kubah dan bentuk bentuk lainnya, dengan cepat mengeras menjadi massa yang kaku, bebas dari gangguan internal dan peregangan yang menyusahkan para pembangun struktur serupa bila memakai batu atau batu bata.
Tes modern menunjukkan bahwa opus caementicium memiliki kuat tekan sebanyak semen Portland yang modern (ca. 200 kg/cm2) Namun., Karena tidak adanya perkuatan, kekuatan tarik jauh lebih rendah dari beton bertulang modern, dan moden aplikasinya juga berbeda:
Beton struktural modern berbeda dari beton Romawi dalam dua rincian penting. Pertama, konsistensi campurannya yaitu cair dan sifatnya homogen, memungkinkan untuk dituangkan menjadi suatu bentuk daripada melakukan pelapisan memakai tangan secara konvensional sambil melakukan penempatan agregat, yang dalam praktek Romawi, sering terdiri dari puing-puing. Kedua, baja tulangan pada beton modern memberikan kekuatan yang besar dalam ketegangan/tension , sedangkan beton Romawi hanya bisa bergantung pada kekuatan ikatan beton untuk menahan tegangan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar